Indonesia dikenal sebagai rumah bagi berbagai satwa endemik, termasuk komodo (Varanus komodoensis), reptil purba yang hanya ditemukan di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara, terutama dalam kawasan Taman Nasional Komodo. Sebagai predator puncak, komodo mampu tumbuh hingga tiga meter dengan berat mencapai 100 kilogram. Namun, keberadaan satwa ini kian terancam.
Dalam empat tahun terakhir, jumlah populasi komodo menunjukkan fluktuasi yang mencemaskan. Data dari Mongabay mencatat, populasi komodo yang semula 3.303 ekor pada 2021 turun menjadi 3.156 ekor di tahun berikutnya. Tahun 2023 sempat mencatatkan kenaikan menjadi 3.396 ekor, tetapi kembali turun menjadi 3.270 ekor pada 2024.
Penurunan populasi ini sebagian besar disebabkan oleh krisis iklim yang memicu naiknya suhu global dan permukaan air laut, sehingga merusak habitat alami komodo. Jika situasi ini terus berlanjut, spesies endemik tersebut dikhawatirkan bisa punah pada pertengahan abad ini.
Faktor lain yang memperburuk kondisi adalah alih fungsi lahan di sekitar habitat komodo. Perubahan ini mengganggu ekosistem yang sensitif, mendorong komodo keluar dari wilayah konservasi dan masuk ke area pemukiman. Dalam beberapa kasus, komodo dilaporkan memangsa ternak bahkan menyerang manusia.
Tanpa upaya konservasi yang serius dan pengendalian tata ruang yang ketat, nasib komodo sebagai salah satu ikon fauna Indonesia berada di ujung tanduk. (RK/D-1)
(Baca: Luas Kawasan Konservasi di Indonesia 2023 Berdasarkan Fungsinya)