Ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz kembali mengguncang pasar energi global. Jalur pelayaran strategis yang menjadi titik krusial bagi seperempat suplai minyak dunia itu menjadi sumber kekhawatiran baru di tengah ketegangan geopolitik kawasan Teluk. Data produksi minyak dunia menunjukkan bahwa meskipun Iran bukan produsen terbesar, posisinya tetap strategis karena letak geografisnya.
Berdasarkan data Worldometers, Iran memproduksi sekitar 4,38 juta barel minyak per hari, menempatkannya di peringkat ketujuh dunia. Posisi teratas diduduki Amerika Serikat dengan produksi sekitar 14,8 juta barel per hari, diikuti Arab Saudi (12,4 juta barel), dan Rusia (11,3 juta barel). Namun, lebih dari sekadar volume produksi, peran Iran dalam geopolitik energi sangat ditentukan oleh posisinya sebagai penjaga gerbang Selat Hormuz.
Selat sepanjang 39 kilometer tersebut menjadi jalur vital pengiriman minyak mentah dari negara-negara Teluk ke pasar global, terutama Asia Timur. Sekitar 18 hingga 20 juta barel minyak melewati selat ini setiap hari, menjadikannya jalur pelayaran energi tersibuk di dunia.
Kepentingan Strategis dan Ancaman Gangguan
Pada pekan ketiga Juni 2025, parlemen Iran mengusulkan opsi penutupan Selat Hormuz sebagai respons terhadap ketegangan terbaru dengan Amerika Serikat. Rencana tersebut kini menunggu keputusan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Langkah ini dipandang sebagai bentuk tekanan politik sekaligus ancaman ekonomi yang dapat memicu eskalasi konflik di kawasan Teluk.
Penutupan Selat Hormuz akan membawa dampak luas bagi stabilitas harga energi global. Sejumlah lembaga keuangan internasional memproyeksikan harga minyak jenis Brent dapat melonjak ke atas 100 dollar AS per barel jika jalur itu benar-benar ditutup. Saat ini, harga minyak dunia masih relatif stabil di kisaran 75 dollar AS, tetapi premi risiko mulai meningkat.
Dampak Ekonomi Global
Peningkatan ketegangan ini tidak hanya berpotensi mengganggu suplai minyak, tetapi juga menambah beban ekonomi global yang masih dalam tahap pemulihan. Biaya asuransi dan tarif pengiriman minyak melalui Selat Hormuz dilaporkan melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir. Beberapa perusahaan pelayaran bahkan mulai mempertimbangkan rute alternatif, kendati jalur tersebut lebih mahal dan memerlukan waktu pengiriman lebih lama.
Sebagian negara, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, memang telah mengembangkan pipa-pipa pengalihan untuk menyalurkan minyak tanpa melalui Selat Hormuz. Namun, kapasitasnya terbatas dan belum dapat sepenuhnya menggantikan peran selat tersebut.
Risiko bagi Iran dan Pasar Energi
Meski Iran memiliki kekuatan geopolitik di kawasan, penutupan Selat Hormuz juga berisiko merugikan kepentingannya sendiri. Ekspor minyak Iran sebagian besar juga bergantung pada jalur ini. Alternatif pelabuhan ekspor, seperti di Jask, masih belum mampu menggantikan kapasitas pelabuhan utama di Teluk Persia.
Langkah ekstrem ini pun dapat memperburuk hubungan dagang Iran, terutama dengan Tiongkok yang merupakan pembeli utama minyak Iran. Amerika Serikat dan sekutunya telah mengimbau negara-negara mitra untuk mencegah tindakan provokatif lebih lanjut.
Menanti Keputusan Strategis
Hingga saat ini, keputusan final mengenai penutupan Selat Hormuz masih belum diambil. Namun, sinyal politik dari Iran telah cukup mengguncang pasar dan memunculkan spekulasi. Di tengah fluktuasi ekonomi global, keberlanjutan jalur energi ini menjadi isu strategis yang terus dipantau pasar, pelaku industri, dan pemerintah di berbagai belahan dunia.
Jika Selat Hormuz ditutup meskipun hanya sementara, dampaknya dapat terasa langsung pada inflasi, harga bahan bakar, dan kestabilan ekonomi global. Ancaman ini membuktikan bahwa geopolitik di satu titik sempit dapat mengguncang dunia yang saling terhubung. (IMR/D-2)
(Baca Juga:Â Belanja Senjata Nuklir Dunia Tembus US$100 Miliar pada 2024, AS Terbesar)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.