Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan dalam pidato pelantikannya bahwa Amerika Serikat (AS) berencana merebut kembali pengelolaan Terusan Panama. Trump belum memberikan rincian waktu dan tindakan lebih lanjut terkait pernyataan tersebut, meskipun sebelumnya ada indikasi kemungkinan penggunaan kekuatan militer.
Dalam pidatonya, Trump mengkritik pengembalian Terusan Panama kepada Panama pada 1999. Ia menyatakan bahwa AS mengalami kerugian dalam perjanjian tersebut. “Kami telah diperlakukan dengan sangat buruk akibat pemberian ini, yang seharusnya tidak pernah terjadi, dan janji Panama kepada kami telah diingkari,” ujar Trump. “Tujuan kesepakatan dan semangat perjanjian kita telah dilanggar sepenuhnya. Kapal-kapal Amerika dikenakan biaya yang sangat mahal dan tidak diperlakukan secara adil dalam bentuk apa pun, termasuk Angkatan Laut AS,” lanjutnya.
Trump juga menyinggung dugaan bahwa pengelolaan Terusan Panama telah dialihkan dari Panama ke Tiongkok. “Tiongkok saat ini mengoperasikan Terusan Panama, dan kami tidak pernah memberikannya ke Tiongkok. Kami memberikannya ke Panama dan kami akan mengambil alih kembali,” katanya.
Bantahan dari Presiden Panama
Presiden Panama, José Raúl Mulino, membantah tuduhan tersebut. Dalam pernyataan yang dikutip dari NDTV (21/01), Mulino menyatakan bahwa tidak ada campur tangan negara lain dalam pengelolaan Terusan Panama. “Terusan Panama adalah, dan akan tetap menjadi, milik Panama. Tidak ada kehadiran dari negara lain mana pun di dunia yang turut ikut campur,” ujarnya. (FRP/D-2)
(Baca juga: Donald Trump Bawa Amerika Serikat Keluar dari WHO: Dampak pada Kesehatan Global)
Penulis: Fauzian Rizqi Pramanda
Editor: Imam Fachdrian Rachmat
Comments 1