Alokasi belanja pemerintah pusat dalam RAPBN 2026 ditetapkan sebesar Rp3.136 triliun. Dari jumlah tersebut, belanja barang menyerap porsi terbesar dengan nilai Rp706,73 triliun atau sekitar 22 persen dari total anggaran.
Sementara itu, pembayaran bunga utang menjadi komponen kedua terbesar, dengan alokasi Rp599,44 triliun atau setara 19 persen.
Rencana pembayaran bunga utang pada 2026 terdiri atas dua komponen utama. Pemerintah menargetkan pembayaran bunga untuk utang dalam negeri sebesar Rp538,7 triliun atau 90 persen dari total, sedangkan sisanya Rp60,74 triliun atau 10 persen dialokasikan untuk utang luar negeri. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kenaikan beban bunga terlihat konsisten dalam lima tahun terakhir. Pada 2021 nilai pembayaran bunga utang tercatat Rp343,50 triliun, lalu naik menjadi Rp386,34 triliun pada 2022, dan Rp439,88 triliun pada 2023.
Tren berlanjut pada 2024 dengan Rp488,43 triliun, serta outlook 2025 sebesar Rp552,15 triliun. Dalam RAPBN 2026, angkanya kembali meningkat menjadi Rp599,44 triliun.
Meski Kementerian Keuangan belum merilis laporan posisi utang pemerintah sepanjang 2025, data terakhir menunjukkan tren yang terus menanjak. Hingga November 2024, total utang pemerintah tercatat Rp8.680,13 triliun, menjadi salah satu faktor yang memengaruhi besaran alokasi belanja untuk pembayaran bunga utang dalam RAPBN 2026.(NKR/D-1)
(Baca : Program Pemerintah Jawa Tengah 2025, Mana yang Paling Didukung Warga?)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.