Dunia masih dihantui oleh potensi kehancuran nuklir. Menurut laporan terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), terdapat sembilan negara yang memiliki persenjataan nuklir aktif per Januari 2025. Totalnya mencapai 9.614 hulu ledak aktif, dengan 3.912 di antaranya telah dipasang pada sistem peluncur seperti rudal balistik dan pesawat tempur.
Mayoritas kekuatan nuklir global dikuasai oleh dua negara adidaya: Rusia dan Amerika Serikat. Rusia memimpin dengan 4.309 hulu ledak aktif, sementara AS menyusul di posisi kedua dengan 3.700 unit. Gabungan keduanya menyumbang lebih dari 80% dari total kekuatan nuklir aktif di dunia.
China berada di peringkat ketiga dengan 600 hulu ledak, sekaligus mencatatkan laju pertumbuhan tercepat dalam pembangunan arsenal nuklir sejak 2023. Negara itu diperkirakan menambah sekitar 100 hulu ledak baru setiap tahun. Jika tren ini berlanjut, China berpotensi menyaingi jumlah rudal balistik antarbenua (ICBM) milik Rusia dan AS pada dekade berikutnya.
Prancis dan Inggris masing-masing menyimpan 290 dan 225 unit senjata nuklir. Di kawasan Asia Selatan, India memiliki 180 unit dan Pakistan 170 unit. Israel, meskipun tidak secara resmi mengakui kepemilikan senjata nuklir, diperkirakan memiliki 90 unit. Sementara itu, Korea Utara melengkapi daftar dengan 50 hulu ledak aktif.
Sebagian besar senjata nuklir yang belum dipasang disimpan di fasilitas penyimpanan pusat. Meski tidak aktif, kekuatan destruktifnya tetap menjadi ancaman serius dalam geopolitik internasional. (NKR/D-1)
(Baca: Belanja Senjata Nuklir Dunia Tembus US$100 Miliar pada 2024, AS Terbesar)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.