Publik tampaknya masih memiliki pandangan beragam tentang oposisi politik di Indonesia. Dalam survei terbaru Litbang Kompas yang dilakukan pada 10-13 Februari 2025, sebanyak 21,7% responden mengaitkan oposisi dengan pihak yang berlawanan dengan pemerintah.
Sementara itu, hanya 9,4% yang melihat oposisi sebagai penyeimbang kebijakan pemerintah, dan 6,3% menganggapnya sebagai pihak yang mengkritisi serta mengawasi jalannya pemerintahan.
Meski begitu, sebagian besar publik masih belum memiliki gambaran jelas tentang oposisi. Sebanyak 44,9% responden memilih jawaban “tidak tahu” ketika ditanya tentang makna oposisi politik.
Dalam survei ini, responden juga diminta menilai partai politik mana yang paling berpeluang menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Hasilnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menjadi pilihan utama dengan 41,8% responden menilai partai ini kemungkinan besar akan mengambil posisi di luar pemerintahan.
Gerindra, yang selama ini dikenal dekat dengan Prabowo, justru mendapatkan 25,8%, diikuti oleh Demokrat (20,1%), Golkar (17,8%), dan Nasdem (10,8%). Partai-partai lain seperti PKB, PKS, dan PAN mendapatkan angka di bawah 11%.
Namun, tidak semua responden yakin akan keberadaan oposisi di pemerintahan mendatang. Sebanyak 7,2% menilai tidak ada partai yang akan mengambil peran oposisi, sementara 6,2% lainnya memilih tidak tahu (NKR/D-1).
(Baca: 5 Program Prabowo Paling Diragukan Publik Menurut Litbang Kompas)
“Jelajahi data dengan lebih mudah dan cepat! Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya, download aplikasinya di sini!”