Filipina kembali diguncang gempa kuat. Pada Jumat (10/10), gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang lepas pantai tenggara negara itu. Otoritas setempat memperingatkan potensi terjadinya gelombang tsunami setelah gempa tersebut.
Guncangan besar ini kembali mengingatkan publik akan sejarah panjang gempa terbesar di Filipina yang telah berulang kali mengguncang kepulauan di Samudra Pasifik tersebut.
Sepanjang sejarahnya, Filipina kerap dilanda gempa besar karena berada di wilayah Ring of Fire atau cincin api Pasifik, kawasan dengan aktivitas seismik yang sangat tinggi. Berdasarkan data National Geophysical Data Center (NGDC), sejumlah gempa dengan magnitudo di atas 8 pernah terjadi di berbagai wilayah negara itu.
Gempa paling dahsyat terjadi pada 1897 di wilayah Mindanao, Zamboanga, Sulu, dan Isabela dengan kekuatan mencapai magnitudo 8,7. Di tahun yang sama, kawasan barat laut Mindanao, tepatnya di Dapitan, juga diguncang gempa bermagnitudo 8,6. Beberapa tahun kemudian, guncangan besar lain melanda wilayah Mindanao bagian selatan, Cotabato, pada tahun 1918 dengan kekuatan 8,3 skala magnitudo.
Tak hanya di Mindanao, bagian timur Filipina juga kerap merasakan dampak gempa besar. Pada 1924, kawasan Mati dan Surigao di Mindanao Timur dilanda gempa berkekuatan 8,3. Sementara itu, wilayah Samar Utara mengalami gempa bermagnitudo 8,1 pada tahun 1897, diikuti gempa serupa di timur lepas pantai pada tahun 1943.
Pulau Luzon yang berpenduduk padat pun tidak luput dari ancaman gempa besar. Pada 1645, gempa dengan kekuatan 8,0 mengguncang wilayah dari Batangas Selatan hingga Cagayan Utara. Gempa serupa juga tercatat di Luzon Selatan dan Ilocos Sur pada tahun 1897 serta di Luzon kembali pada tahun 1934 dengan magnitudo 7,9. (RK/D-1)
(Baca: 10 Gempa Terbesar di Indonesia Sepanjang Sejarah: Aceh 2004 Jadi yang Paling Dahsyat)