Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan terdapat 733 kasus perundungan PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) sepanjang periode 20 Juli 2023 hingga 15 Agustus 2025. Angka ini muncul setelah 2.920 pengaduan yang diterima Kemenkes disortir dan diverifikasi.
Sebagian besar kasus perundungan terjadi di rumah sakit Kemenkes atau rumah sakit pemerintah, yakni 433 kasus atau hampir 60 persen dari total laporan.
Di bawahnya, tercatat RSUD dengan 129 kasus, fakultas kedokteran universitas 82 kasus, serta RS universitas 28 kasus. Sementara itu, 61 kasus lainnya berasal dari rumah sakit lain maupun lokasi yang tidak teridentifikasi.
Kasus Perundungan PPDS di RS Kemenkes Paling Banyak di Prodi Ilmu Penyakit Dalam
Dari total laporan di RS Kemenkes, perundungan paling banyak ditemukan di program studi Ilmu Penyakit Dalam dengan 86 kasus. Disusul Bedah 55 kasus dan Obstetri & Ginekologi 29 kasus.
Kasus juga muncul di prodi Anestesi, Anak, Bedah Syaraf, hingga Orthopedi, meski jumlahnya lebih sedikit. Beberapa prodi lain mencatat angka yang relatif rendah, bahkan hanya satu kasus, seperti Gizi Klinik, Okupasi, Forensik, dan Onkologi Radiasi.
Adapun bentuk perundungan yang dialami peserta PPDS terdiri atas beberapa kategori. Mayoritas berupa perundungan verbal dengan 186 kasus atau 33 persen dari total laporan. Perundungan fisik tercatat 43 kasus atau 7 persen, sedangkan cyber bullying hanya 3 kasus atau 1 persen. Sementara itu, bentuk non-fisik dan non-verbal lainnya tercatat paling tinggi dengan 340 kasus atau 59 persen.(NKR/D-1)
(Baca : Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Jawa Tengah 2024 Didominasi Lulusan Sarjana)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.