Isu PHK terus terdengar di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, PHK terus meningkat menjelang triwulan III, 2024. Diperkirakan terdapat 45.762 orang yang terkena PHK sampai 23 Agustus 2024.
PHK yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia tentunya memberikan dampak negatif bagi beberapa sektor kehidupan. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah ekonomi. PHK yang terjadi telah menyebabkan peningkatan deflasi yang mencapai 0,18% pada bulan Juli 2024 (sebelumnya 0,08%) dan penurunan inflasi mencapai 2,13% pada Juni 2024 (sebelumnya 2,51%). Kedua indikator ini menandakan bahwa terdapat pelemahan daya beli masyarakat Indonesia akibat PHK.
Jika merujuk pada data BPS mengenai pertumbuhan ekonomi, PHK menimbulkan dampak negatif yang cukup siginifikan. Meski berhasil tumbuh positif, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebenarnya mengalami penurunan dari periode sebelumnya. Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2024 mencapai 5,05%, jumlah ini mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 5,11% pada triwulan I 2024.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun ini sedikit berbeda dengan yang terjadi pada tahun 2023. Pada tahun lalu terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan, dari trwulan I 2023 sebesar 5,04% menjadi 5,17% pada triwulan II 2023. Data ini menunujukan adanya perbedaan pertumbuhan dari triwulan I-II 2023 dengan Triwulan I-II 2024.
Jika penurunan pertumbuhan ekonomi tidak direspon dengan cepat oleh pemerintah, dikhawatirkan ekonomi Indonesia akan merosot cukup tajam pada Triwulan III 2024. Hal ini pernah terjadi sebelumnya pada 2023. Dengan pertumbuhan triwulan II 2023 yang mencapai 5,17%, pertumbuhan ekonomi kemudian merosot menjadi 4,94% pada triwulan III 2023. Risiko seperti ini harus segera dihindari oleh pemerintah Indonesia dengan menekan angka PHK dan mempertahankan daya beli masyarakat Indonesia. (IMR/D-2)
Comments 4