Pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang meragukan adanya pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 menuai respons kritis. Dalam sebuah wawancara publik, ia menyebut tak pernah ada bukti kuat yang menunjukkan peristiwa tersebut benar-benar terjadi.
Pernyataan itu bertolak belakang dengan hasil investigasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang dibentuk pemerintah pada Juli 1998. Tim ini terdiri atas unsur pemerintah, Komnas HAM, LSM, dan organisasi masyarakat sipil. Dalam laporan resminya, TGPF menyatakan menemukan berbagai bentuk kekerasan seksual yang dialami perempuan selama kerusuhan berlangsung.
Kekerasan tersebut terjadi di berbagai lokasi, mulai dari rumah, jalanan, hingga tempat usaha. Sebagian besar kasus bersifat gang rape, yaitu korban diperkosa secara bergantian oleh sejumlah orang. Tak jarang tindakan itu dilakukan di hadapan keluarga atau orang lain.
Mayoritas korban berasal dari kelompok etnis Tionghoa, meski TGPF menegaskan bahwa kekerasan seksual juga dialami perempuan dari berbagai latar sosial dan etnis lainnya.
Berikut rincian data korban kekerasan seksual menurut temuan TGPF:
Pemerkosaan: dialami 52 orang
- 3 korban memberikan kesaksian langsung
- 9 diperiksa secara medis oleh dokter
- 3 berdasarkan keterangan orang tua korban
- 10 melalui saksi seperti psikolog atau perawat
- 27 berdasarkan kesaksian rohaniawan atau konselor
Pemerkosaan disertai penganiayaan: 14 orang
- 3 dari hasil pemeriksaan dokter
- 10 berdasarkan keterangan keluarga sebagai saksi mata
- 1 dari keterangan konselor
Penyerangan atau penganiayaan seksual: 10 orang
- 3 dari kesaksian korban
- 3 dari rohaniawan
- 3 dari saksi keluarga
- 1 dari dokter
Pelecehan seksual: 9 orang
- 1 korban memberikan kesaksian langsung
- 8 berdasarkan saksi (seluruhnya dari Jakarta)
Laporan ini diterbitkan dalam dokumen Tim Relawan untuk Kemanusiaan pada November 1999, dan menjadi rujukan utama dalam merekam tragedi kemanusiaan tersebut.
Sikap Fadli Zon yang mempertanyakan keberadaan peristiwa itu berisiko mengaburkan fakta sejarah dan menyakiti korban serta keluarga mereka yang masih mencari keadilan hingga hari ini.
(Baca: Polri Habiskan Rp3,8 Triliun untuk Pengamanan Demonstrasi sejak 2019)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.