Rencana evakuasi sebagian warga Gaza ke Indonesia memantik respons beragam dari publik. Berdasarkan survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 21–24 April 2025, mayoritas responden menolak wacana tersebut. Dari 510 responden yang diwawancarai secara acak melalui sambungan telepon di 54 kota dan 38 provinsi, sebanyak 39,1% menyatakan tidak setuju jika Indonesia menerima pengungsi korban perang Israel–Palestina. Sementara 14,1% bahkan sangat tidak setuju.
Dukungan terhadap ide evakuasi ke Indonesia relatif lebih kecil, meski tetap signifikan. Sebanyak 36,5% menyatakan setuju dan hanya 8,4% yang sangat setuju. Sisanya, 1,9% menyatakan tidak tahu atau enggan memberikan pendapat. Angka-angka ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat masih menyimpan kekhawatiran atau penolakan terhadap kemungkinan hadirnya warga Gaza sebagai pengungsi di tanah air.
Kekhawatiran tersebut makin terlihat dalam jawaban terhadap pertanyaan lain dalam survei yang sama. Ketika ditanya apakah mereka merasa langkah evakuasi ini dapat memicu konflik sosial di Indonesia, sebanyak 61,2% responden menyatakan khawatir dan 18,9% sangat khawatir. Hanya 16,5% yang merasa tidak khawatir, dan 2,3% yang sangat tidak khawatir. Sebanyak 1,1% responden tidak memberikan jawaban.
Meski demikian, sebagian besar responden tetap melihat evakuasi sebagai bentuk kepedulian yang dapat meringankan beban warga Palestina. Hampir setengah dari responden, tepatnya 48,7%, menyatakan bahwa evakuasi akan membantu mengatasi situasi kemanusiaan di Palestina. Sebanyak 16,5% bahkan menilai evakuasi sangat membantu. Namun, 13,1% merasa langkah ini tidak akan membawa manfaat, dan 19,4% justru menilai akan memperburuk situasi. Sementara 2,3% memilih tidak memberikan pendapat.
Survei ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error ±4,25%. Dengan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa meski masyarakat Indonesia secara umum bersimpati terhadap penderitaan warga Gaza, banyak yang belum siap menerima mereka sebagai pengungsi. Kekhawatiran terhadap konflik sosial dan beban domestik tampaknya masih menjadi ganjalan utama dalam wacana solidaritas internasional ini.(NKR/D-1)
(Baca: Indonesia dan Thailand Jadi Negara Tersering Jadi Tuan Rumah KTT ASEAN)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.
Comments 1