Laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap bahwa jumlah serangan siber di Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sepanjang 2024, jumlah total serangan digital yang tercatat mencapai 610,63 juta, naik 1,04% dibanding tahun sebelumnya.
Rinciannya, serangan siber yang terdeteksi sepanjang tahun lalu mencapai 609,39 juta, mengalami kenaikan sebesar 1,01% dari tahun 2023. Sementara itu, serangan malware—jenis perangkat lunak berbahaya yang menyerang sistem atau mencuri data—naik lebih tajam, dari 1,09 juta menjadi 1,23 juta atau tumbuh 12,67% dalam satu tahun.
Tren selama lima tahun terakhir menunjukkan fluktuasi tajam. Pada 2020, jumlah serangan siber sebesar 316,17 juta, sempat turun di 2021 menjadi 266,74 juta, lalu meningkat jadi 370,02 juta di 2022. Namun pada 2023 melonjak drastis ke angka 603,28 juta dan terus naik pada 2024.
Untuk serangan malware, tren pertumbuhannya lebih konsisten. Dari 217.781 serangan pada 2020, naik ke 393.851 di 2021, lalu melonjak ke 818.192 pada 2022. Angka tersebut terus meningkat menjadi 1,09 juta di 2023 dan mencapai 1,23 juta pada 2024.
BSSN juga mencatat bahwa bulan Desember menjadi periode dengan intensitas serangan siber tertinggi, yaitu 107,93 juta. Sebaliknya, bulan April mencatat jumlah serangan terendah, yakni 20,06 juta. Untuk serangan malware, bulan Juni menjadi puncak tertinggi, sementara Februari jadi bulan terendah.
Peningkatan jumlah serangan ini menunjukkan bahwa tantangan di sektor keamanan siber Indonesia kian besar, dan menuntut peningkatan kewaspadaan serta sistem pertahanan yang lebih tangguh.(NKR/D-1)
(Baca : Kelestarian Alam Jadi Prioritas Perlindungan Pulau Kecil di Indonesia)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.