Tingkat kepuasan jemaah terhadap layanan haji Indonesia menunjukkan tren positif. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Kementerian Agama, indeks kepuasan jemaah haji 2025 tercatat 88,46 poin, atau naik 0,26 poin dibandingkan capaian tahun 2024 yang berada di angka 88,20.
Kenaikan ini menggambarkan peningkatan mutu pelayanan di hampir seluruh titik penyelenggaraan haji. Dari hasil pengamatan, bandara menjadi wilayah kerja dengan skor tertinggi, yaitu 91,48 poin. Angka tersebut lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang mencapai 90,83 poin.
Selain bandara, Madinah juga mencatat kenaikan tingkat kepuasan jemaah. Skor di kota tersebut meningkat dari 88,55 poin pada 2024 menjadi 89,12 poin pada 2025. Kenaikan paling signifikan terjadi di Armuzna, yang melonjak hampir satu poin—dari 83,92 menjadi 84,84 poin.
Namun, tidak semua wilayah mengalami tren serupa. Makkah justru menjadi satu-satunya lokasi yang mengalami penurunan skor kepuasan. Pada 2025, nilainya turun menjadi 89,14 poin, lebih rendah dibandingkan 89,80 poin pada tahun sebelumnya. Penurunan ini menjadi catatan penting bagi evaluasi pelayanan di area inti ibadah.
Survei kepuasan dilakukan BPS terhadap 14.400 jemaah haji, terdiri atas 6.400 jemaah di gelombang pertama dan 8.000 jemaah di gelombang kedua. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner mandiri, penilaian persepsi terhadap layanan, wawancara kualitatif, serta observasi di lapangan.
Pengamatan mencakup tujuh titik utama dalam penyelenggaraan haji: bandara Madinah kedatangan, bandara Jeddah kedatangan, Madinah gelombang I, Makkah pra-Armuzna, Armuzna, Makkah pasca-Armuzna, dan Madinah gelombang II. Hasil survei ini diharapkan menjadi acuan perbaikan untuk penyelenggaraan haji berikutnya agar layanan terhadap jemaah semakin optimal. (RK/D-1)
(Baca: Kuota Haji Indonesia 2026 Tetap 221.000 Jemaah, Berapa untuk Jalur Reguler?)













