Jumlah korban keracunan MBG 2025 per 25 September berdasarkan data Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dan per 22 September menurut Badan Gizi Nasional (BGN) masih memperlihatkan perbedaan.
Beberapa provinsi tercatat mempunyai selisih cukup besar, terutama di Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, hingga Banten.
Menurut CISDI, Jawa Barat menempati posisi tertinggi dengan 2.945 korban. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan data BGN yang hanya mencatat 989 kasus.
Perbedaan serupa juga terlihat di Yogyakarta, yakni 905 korban menurut CISDI dan 698 berdasarkan BGN. Jawa Tengah mencatat 468 korban di CISDI dan 404 di BGN.
Sebaliknya, ada provinsi yang lebih tinggi dalam catatan BGN. Banten misalnya, hanya 28 korban di data CISDI, tetapi melonjak hingga 486 korban menurut BGN.
Lampung juga mencatat 307 kasus di data CISDI, sementara BGN mencatat 530 korban. Di Jawa Timur, CISDI mencatat 252 kasus, sedangkan BGN hanya 22 korban.
Di luar Pulau Jawa, perbedaan cukup mencolok terjadi di Sulawesi Tengah, yaitu 277 korban versi CISDI dan 359 korban versi BGN. Sementara itu, Bengkulu relatif sama, dengan 456 korban menurut CISDI dan 467 korban menurut BGN.
Di sisi lain, sejumlah provinsi seperti Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, hingga Papua tidak memiliki catatan korban baik di data CISDI maupun BGN. Meski terdapat perbedaan angka, kedua lembaga sama-sama menempatkan Jawa Barat sebagai wilayah dengan jumlah korban tertinggi. (RK/D-1)
(Baca: Jumlah Penerima Makan Bergizi Gratis 2025 per 8 September Capai 22,7 Juta Orang)