Laporan perusahaan mitigasi risiko keuangan AON mencatat banjir yang melanda Thailand pada Juni hingga Desember 2011 sebagai bencana banjir dengan dampak ekonomi terbesar di dunia sejak 1900 hingga 2024. Laporan Climate and Catastrophe Insight 2024 memperkirakan total kerugian akibat peristiwa ini mencapai US$63 miliar.
Di urutan berikutnya, banjir Sungai Yangtze di China yang terjadi pada Juni hingga September 1998 diperkirakan menyebabkan kerugian sebesar US$61 miliar. Lebih dari satu dekade kemudian, wilayah yang sama kembali terdampak banjir besar pada Juni hingga Agustus 2010 dengan estimasi kerugian mencapai US$56 miliar.
Di Eropa, banjir yang terjadi pada Juli 2021 menjadi yang terparah dalam beberapa dekade terakhir. Peristiwa ini menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$53 miliar.
Amerika Serikat juga mengalami dampak besar akibat banjir. Peristiwa yang terjadi di Sungai Mississippi pada Juni hingga Agustus 1993 mengakibatkan kerugian hingga US$46 miliar.
China menjadi salah satu negara dengan catatan kerugian banjir terbesar. Banjir musiman yang terjadi pada Juni hingga September 2020 diperkirakan menimbulkan dampak ekonomi senilai US$43 miliar. Sementara itu, banjir Sungai Yangtze pada Juli hingga Agustus 1931 mencatatkan kerugian sebesar US$42 miliar.
Banjir besar juga melanda Jepang pada Juni hingga Agustus 1953. Kerugian ekonomi akibat bencana ini diperkirakan mencapai US$38 miliar. Sementara itu, banjir di Sungai Yangtze yang terjadi pada Mei hingga Agustus 2016 menyebabkan kerugian sebesar US$37 miliar.
Daftar sepuluh besar bencana banjir dengan dampak ekonomi terbesar di dunia ditutup oleh banjir musiman di China pada Juni hingga September 2021. Kerugian akibat peristiwa ini diperkirakan mencapai US$36 miliar. (NKR/D-1)
(Baca: Jumlah Bencana Alam di Indonesia 2024 Berdasarkan Jenisnya)
“Jelajahi data dengan lebih mudah dan cepat! Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya, download aplikasinya di sini!”
Comments 1