Sepanjang sejarah panjang Takhta Suci, sejumlah paus menorehkan jejak bukan hanya lewat kepemimpinan spiritual, tetapi juga karena usia lanjut mereka saat memimpin Gereja Katolik. Dalam usia yang bagi kebanyakan orang adalah masa pensiun, para pemimpin ini justru memikul tanggung jawab global.
Paus Leo XIII tercatat sebagai paus tertua dalam sejarah, wafat di usia 93 tahun dan 140 hari pada 1903. Ia dikenal karena membuka dialog antara ajaran Gereja dengan dunia modern, terutama lewat ensiklik Rerum Novarum yang membahas hak-hak pekerja.
Peringkat kedua diisi oleh Paus Celestine III yang wafat pada usia 92 tahun setelah sempat meminta pengunduran diri—sebuah permintaan yang ditolak para kardinal. Keinginannya itu baru terwujud ratusan tahun kemudian oleh Paus Benediktus XVI, yang mundur dari jabatan saat berusia 85 tahun lebih.
Paus Fransiskus, yang wafat pada Senin, 21 April 2025, menjadi paus tertua ketiga dalam sejarah. Ia meninggal dunia dalam usia 88 tahun, setelah hampir satu dekade terakhir memimpin Gereja di tengah berbagai tantangan global.
Nama-nama lain dalam daftar ini mencakup Paus Gregory XII dan Paus Clement XII yang mencapai usia 87 hingga 88 tahun saat menjalankan tugasnya, serta Paus Clement X, Pius IX, dan Innocent XII yang semuanya wafat dalam usia di atas 85 tahun. Tak ketinggalan, Paus Yohanes Paulus II dan Yohanes XXIII yang dikenal luas di era modern juga menjabat hingga usia lebih dari 80 tahun.
Kehadiran para paus lanjut usia ini memperlihatkan bagaimana usia tua tidak serta merta menjadi penghalang untuk memimpin salah satu institusi keagamaan tertua dan paling berpengaruh di dunia. Dalam banyak kasus, justru di usia senja itulah mereka membuat keputusan-keputusan penting yang dikenang dalam sejarah Gereja Katolik. (RK/D-1)
(Baca: Paus Fransiskus Wafat: Warisan Moral dan Spiritualitas yang Abadi)