Berdasarkan laporan 2024 World Air Quality Report dari IQAir, Chad menempati peringkat pertama sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia pada 2024. Konsentrasi rata-rata polutan particulate matter 2.5 (PM2.5) di negara tersebut mencapai 91,8 mikrogram per meter kubik (μg/m³) sepanjang tahun lalu. Angka ini jauh melampaui ambang batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni antara 0-5 μg/m³.
Bangladesh menyusul di posisi kedua dengan rata-rata konsentrasi PM2.5 sebesar 78,0 μg/m³, diikuti Pakistan di peringkat ketiga dengan angka 73,7 μg/m³. Sementara itu, Republik Demokratik Kongo berada di posisi keempat dengan tingkat polusi 58,2 μg/m³, sedikit di atas India yang menempati peringkat kelima dengan 50,6 μg/m³.
Tajikistan mencatatkan rata-rata konsentrasi PM2.5 sebesar 46,3 μg/m³, menjadikannya negara dengan kualitas udara terburuk keenam. Nepal berada di posisi ketujuh dengan tingkat polutan 42,8 μg/m³, disusul Uganda di peringkat kedelapan dengan angka 41,0 μg/m³.
Berikutnya, Rwanda mencatatkan konsentrasi PM2.5 sebesar 40,8 μg/m³, sementara Burundi menempati posisi kesepuluh dengan 40,3 μg/m³.
Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-15 dalam daftar ini dengan konsentrasi polutan sebesar 35,5 μg/m³, juga jauh di atas standar WHO.
IQAir mengumpulkan data PM2.5 dari lebih dari 40.000 stasiun pemantauan udara yang tersebar di 8.954 kota di 138 negara, wilayah, dan kawasan. Data tersebut dianalisis dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk populasi dan sumber utama pencemaran di masing-masing wilayah. (NKR/D-1)
(Baca: Meski Gaungkan Transisi Energi Bersih, Indonesia Terus Cemari Udara)
“Jelajahi data dengan lebih mudah dan cepat! Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya, download aplikasinya di sini!”