Program makan bergizi gratis yang tengah digencarkan pemerintah kembali menjadi sorotan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengungkapkan adanya 25 kasus yang berkaitan dengan program tersebut hingga 20 Mei 2025. Temuan itu disampaikan dalam rapat gabungan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan DPR RI.
Dari total kasus tersebut, 17 di antaranya merupakan insiden keracunan makanan, sementara delapan lainnya tergolong kasus nonkeracunan.
Sebaran kasus keracunan mencakup berbagai provinsi, dengan Jawa Barat mencatat angka tertinggi. Ada lima insiden yang terjadi di provinsi ini, melibatkan wilayah Indramayu, Cianjur, Tasikmalaya, Bogor, dan Bandung.
Jawa Tengah menyusul dengan tiga laporan keracunan yang terjadi di Batang, Sukoharjo, dan Karanganyar. Di Sumatra Selatan, dua insiden tercatat di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dan Empat Lawang.
Sementara itu, sejumlah provinsi lain masing-masing melaporkan satu kasus keracunan. Pandeglang (Banten), Lombok Tengah (Nusa Tenggara Barat), Waingapu (Nusa Tenggara Timur), Nunukan Selatan (Kalimantan Utara), Takalar (Sulawesi Selatan), Bombana (Sulawesi Tenggara), dan Gorontalo turut masuk dalam daftar.
Dilihat dari sisi waktu, April 2025 menjadi bulan dengan insiden keracunan terbanyak, yakni enam kasus. Januari dan Februari masing-masing mencatat empat insiden. Tidak ada laporan keracunan pada Maret, sementara hingga pertengahan Mei, sudah ada tiga kasus yang masuk dalam catatan.
Program makan bergizi yang awalnya digagas untuk meningkatkan asupan nutrisi bagi peserta didik ini, kini tengah dievaluasi menyusul temuan tersebut. Pemerintah diminta lebih cermat dalam aspek pengawasan dan distribusi makanan agar insiden serupa tidak terulang. (NKR/D-1)
(Baca: Rentetan Kasus Keracunan Bayangi Program Makan Bergizi Gratis)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.