Kabar gembira datang dari pelaksanaan ibadah haji 2025. Berdasarkan survei Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Agama, tingkat kepuasan jemaah haji mencapai angka 88,46 poin. Angka ini masuk dalam kategori sangat memuaskan karena melebihi 85 poin.
Capaian ini menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,26 poin dari tahun sebelumnya yang berada di 88,2 poin. Tren positif ini terus berlanjut setelah kenaikan signifikan 2,37 poin pada tahun 2024 dari 85,83 poin di tahun 2023.
Tren Positif Jangka Panjang dan Kualitas Layanan yang Meningkat
Secara historis, indeks kepuasan jemaah haji dalam 16 tahun terakhir menunjukkan tren yang terus meningkat, meski ada fluktuasi. Nilai tertinggi sempat tercatat pada tahun 2022 dengan 90,45 poin, sementara terendah pada tahun 2010 dengan 81,45 poin.
Perubahan poin tertinggi terjadi pada tahun 2022, naik 4,54 poin dibandingkan tahun 2019. Sementara itu, penurunan terdalam terjadi pada tahun 2023, turun 4,62 poin.
Kenaikan tingkat kepuasan jemaah ini tidak lepas dari peningkatan kualitas layanan. Layanan transportasi menjadi salah satu yang paling menonjol. Transportasi bus shalawat meraih skor tertinggi dengan indeks 92,51 poin, diikuti oleh bus antarkota dengan 91,62 poin. Namun, layanan bus Armuzna masih perlu ditingkatkan dengan skor terendah 81,13 poin.
Selain itu, pelayanan di lokasi pelayanan juga mendapat apresiasi. Pelayanan di bandara menjadi yang terbaik dengan skor 91,28 poin. Diikuti oleh pelayanan di Makkah (89,14 poin) dan Madinah (89,12 poin). Layanan di Armuzna mendapatkan skor terendah dengan 84,84 poin.
Metodologi Survei
Survei IKJHI melibatkan 14.400 jemaah haji sebagai sampel, yang terbagi dalam dua gelombang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner mandiri, penilaian persepsi jemaah, data kualitatif, serta observasi fasilitas dan proses pelayanan.
Survei ini dilakukan di tujuh titik penting, yaitu bandara Madinah dan Jeddah, Madinah gelombang I, Makkah pra-Armuzna, Armuzna, Makkah pasca-Armuzna, dan Madinah gelombang II. (RK/D-1)
(Baca: Gus Irfan Jadi Menteri Haji dan Umrah, Harta Kekayaan Rp16,26 Miliar)