Kesehatan mental mahasiswa Indonesia kembali menjadi sorotan dalam laporan terbaru Global Student Survey 2025 yang dirilis oleh Chegg. Survei global yang dilakukan terhadap mahasiswa berusia 18–21 tahun di 15 negara ini memberikan gambaran tentang kondisi emosional dan psikologis para mahasiswa selama masa perkuliahan.
Secara global, mayoritas mahasiswa—sekitar 58%—menyebut kesehatan mental mereka dalam kondisi baik. Sementara itu, hanya 13% yang merasa memiliki kondisi mental yang buruk, dan sisanya berada di posisi netral. Di Indonesia, hasil serupa terlihat, dengan 59% responden mahasiswa menilai kesehatan mental mereka sebagai baik, sedangkan 11% menyatakan sebaliknya.
Salah satu penyebab gangguan kesehatan mental yang paling dominan di kalangan mahasiswa Indonesia adalah kurang tidur, yang dilaporkan oleh 60% responden. Gaya hidup mahasiswa yang padat akan jadwal perkuliahan, tugas, serta kegiatan luar kampus membuat waktu tidur menjadi sangat terbatas. Bagi banyak mahasiswa, istirahat sering kali menjadi hal yang dikorbankan demi menyelesaikan kewajiban akademik mereka.
Selain itu, burnout akademik muncul sebagai faktor signifikan lainnya, dengan 56% responden mengaku pernah mengalaminya. Fenomena ini menggambarkan rasa lelah mental akibat tekanan akademik yang berkelanjutan. Ketika dibiarkan tanpa penanganan, burnout bisa berdampak negatif terhadap semangat belajar dan produktivitas mahasiswa.
Kesulitan menjaga gaya hidup sehat juga menjadi salah satu pemicu gangguan kesehatan mental mahasiswa. Sebanyak 42% responden menyatakan tidak memiliki waktu atau motivasi untuk menjalani rutinitas hidup sehat. Pola makan yang tidak teratur, minimnya olahraga, serta kelelahan akibat aktivitas padat menjadi penyebab utamanya.
Dari sisi emosional, 35% mahasiswa mengalami kecemasan yang berlebihan, baik karena tekanan akademik maupun sosial. Sementara itu, 33% merasa kesulitan membangun relasi baru dengan teman atau lingkungan asing. Rasa tidak dihormati oleh dosen juga turut memengaruhi kesejahteraan mental sebagian mahasiswa, meskipun hanya dicatat oleh 11% responden.
Survei ini dilakukan secara daring antara 1 hingga 23 Oktober 2024 dan melibatkan 11.706 responden dari 15 negara, dengan masing-masing negara diwakili oleh sekitar 500 hingga 1.002 mahasiswa. Data ini memberikan gambaran nyata tentang tantangan kesehatan mental yang dihadapi generasi muda saat ini, khususnya mahasiswa, dan mempertegas perlunya dukungan sistemik dari kampus, dosen, hingga lingkungan sosial.
Isu mengenai penyebab gangguan kesehatan mental pada mahasiswa menjadi semakin penting diperhatikan. Ketika kesehatan mental terganggu, tidak hanya proses belajar yang terdampak, tetapi juga kualitas hidup dan masa depan generasi penerus bangsa.(NKR/D-1)
(Baca : Tantangan Kesehatan Mental Mahasiswa Global 2024 Kurang Tidur hingga Kelelahan Akademis)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.