Sebanyak 22% jurnalis di Indonesia mengaku pernah mengalami kekerasan saat menjalankan tugas sepanjang 2024. Temuan ini tercatat dalam laporan Indeks Keselamatan Jurnalis 2024 yang dirilis TIFA Foundation.
Dari kelompok yang mengalami kekerasan, organisasi masyarakat disebut sebagai pihak yang paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis, dengan persentase mencapai 40%.
Polisi berada di posisi kedua dengan 24%, disusul pejabat pemerintah dan aktor politik yang masing-masing disebut oleh 14% responden.
Selain itu, terdapat pula jurnalis yang menyebut perusahaan medianya sendiri (3%) dan pihak lain di luar kategori tersebut (6%) sebagai pihak yang berpotensi melakukan kekerasan.
Survei ini dilaksanakan TIFA Foundation pada periode 30 Oktober hingga 6 Desember 2024. Sebanyak 760 jurnalis aktif menjadi responden dalam survei ini, mencakup pekerja media dari berbagai wilayah di Indonesia.
Sebaran geografis responden menunjukkan mayoritas berasal dari Pulau Jawa (48%), diikuti Sumatra (17%) dan Sulawesi (11%). Sementara itu, Kalimantan mencatatkan 9%, Bali dan Nusa Tenggara 6%, serta Papua dan Maluku—termasuk Maluku Utara—masing-masing 5%. (NKR/D-1)
(Baca: Aparat masih Jadi Pelaku Kekerasan terhadap Jurnalis Terbanyak pada 2024)
Download aplikasi Dataloka.id di Android sekarang untuk akses informasi berbasis data yang akurat dan terpercaya.
Download aplikasinya di sini.
Atau gabung di WA Channel Dataloka.id untuk update data terbaru, di sini.