Berdasarkan laporan Energy Institute, total kapasitas kilang minyak di dunia mencapai 104,52 juta barel per hari (bph) pada 2024. Jika dilihat berdasarkan wilayah, China menjadi negara dengan kapasitas kilang minyak terbesar di dunia 2024, yakni mencapai 18,51 juta bph.
Di bawahnya, Amerika Serikat berada di posisi kedua dengan kapasitas 18,42 juta bph, hanya terpaut tipis dari China. Negeri Paman Sam menyumbang 17,62% dari total kapasitas kilang minyak dunia.
Rusia menyusul di posisi ketiga dengan kapasitas 6,78 juta bph atau 6,49% dari total global, diikuti oleh India dengan kapasitas sebesar 5,17 juta bph atau 4,95%.
Sementara itu, di peringkat berikutnya terdapat Korea Selatan dengan 3,36 juta bph (3,22%), Arab Saudi dengan 3,29 juta bph (3,15%), dan Jepang 2,96 juta bph (2,83%).
Kemudian Iran berada di posisi kedelapan dengan kapasitas 2,46 juta bph (2,35%). Disusul oleh Brasil di tempat kesembilan dengan 2,29 juta bph dan Jerman (2,08 juta bph) di posisi ke-10.
Di sisi lain, Indonesia menempati urutan ke-19 dengan kapasitas 1,26 juta bph atau 1,20% dari total kapasitas dunia pada 2024. Meski belum masuk jajaran sepuluh besar, capaian ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas kilang terbesar di Asia Tenggara, sedikit di atas Thailand yang memiliki kapasitas 1,24 juta bph. (RK/D-1)
(Baca: Meski Gaungkan Transisi Energi Bersih, Indonesia Terus Cemari Udara)