Indonesia menegaskan dominasinya di pasar nikel global. Pada 2024, negeri ini menjadi eksportir nikel terbesar di dunia dengan nilai ekspor mencapai US$8 miliar, berdasarkan data Trademap.
Nilai tersebut mencakup 20,47 persen dari total ekspor nikel dunia yang mencapai US$39,06 miliar untuk komoditas dengan kode HS 75. Pencapaian ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam industri logam strategis yang dibutuhkan untuk baterai kendaraan listrik dan industri teknologi tinggi.
Di belakang Indonesia, Amerika Serikat menempati urutan kedua dengan nilai ekspor sebesar US$4,36 miliar, disusul Kanada senilai US$3,28 miliar. China juga ikut mengekspor nikel dengan nilai US$2,84 miliar.
Ekspor dari Inggris dan Rusia masing-masing tercatat senilai US$2,36 miliar dan US$2,14 miliar. Sementara Jerman membuntuti dengan US$2,13 miliar. Adapun ekspor nikel dari Norwegia mencapai US$1,63 miliar.
Di peringkat sepuluh besar, Finlandia mengekspor US$1,37 miliar, diikuti Jepang dengan US$1,22 miliar.
Dengan dominasi yang signifikan, Indonesia kini berada di garis depan dalam rantai pasok nikel global, sekaligus memperkuat perannya dalam transisi energi dunia. (RK/D-1)