Perhelatan musik tahunan BNI Java Jazz Festival (JJF) kembali digelar akhir pekan ini, 30 Mei hingga 1 Juni 2025, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Tahun ini menjadi momen istimewa karena Java Jazz merayakan usia ke-20 sebagai salah satu festival musik jazz terbesar di Asia.
Presiden Direktur Java Festival Production Dewi Gontha menyebut edisi kali ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan festival yang pertama kali digelar pada 2005 itu. “Dalam penampilan itu akan menceritakan perjalanan 20 tahun kita, dan apa fungsinya Java Jazz,” ujar Dewi dalam konferensi pers di Timor Room Hotal Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Mei 2025.
Puncak perayaan akan digelar pada Ahad, 1 Juni 2025, bertajuk 20 Years of Java Jazz Festival di panggung terbuka. Pertunjukan tersebut akan menyatukan kembali para musisi yang telah menjadi bagian dari sejarah Java Jazz selama dua dekade, antara lain Andien, Barry Likumahuwa, Dira Sugandi, Elfa Zulham, Endah ‘n Rhesa, Humania, Indra Aziz, Maliq & D’Essentials, Nikita Dompas, Rafi Muhammad, Teddy Adhitya, Tompi, dan Voxaccord.
Dewi menegaskan bahwa Java Jazz bukan sekadar konser musik. “Kami tidak hanya menjual tiket dan menyuguhkan hiburan saja, tetapi menjadi media untuk berkembang para musisi,” kata dia. Menurut Dewi, banyak musisi yang memulai kariernya dari panggung Java Jazz, termasuk Andien, serta melahirkan kolaborasi lintas negara.
Selain menampilkan hampir 1.000 musisi lokal dan internasional di 11 panggung selama tiga hari, Java Jazz 2025 juga menghadirkan proyek-proyek spesial yang memperkaya program tahun ini. Salah satunya adalah Sing Along: Tribute to Titiek Puspa, sebuah penghormatan untuk penyanyi legendaris Indonesia, yang akan digelar pada Ahad malam, pukul 22.30 WIB di panggung terbuka. Pertunjukan ini akan dibawakan oleh Adikara, Bilal Indrajaya, Danilla, dan Kris Dayanti. “Tahun ini kita ada tribute khusus buat mendiang Titiek Puspa. Jadi kita bakal mainin lagu Eyang Titiek yang diaransemen khusus,“ kata Nikita Dompas dari tim program Java Jazz 2025.
Deretan proyek istimewa lainnya turut mewarnai malam penutup festival, di antaranya Tompi with Ayesha & Zayn, sebuah penampilan keluarga yang hangat dan penuh makna, serta PFG & The Groove Syndicate, persembahan khusus dari pendiri festival, Peter F. Gontha.
Dalam hal penampil internasional, festival tahun ini menghadirkan nama-nama besar seperti Jacob Collier, Raye, dan Tunde Baiyewu (The Voice of Lighthouse Family). Selain itu, pengunjung juga akan menikmati aksi dari Brian Simpson, BPM (Brian Bromberg, Paul Brown, Michael Paulo), Busty and the Bass, Cisco Swank, Jane Monheit, Jeff Lorber Fusion, Jesus Molina, Justin Lee Schultz, Kamasi Washington, Lettuce, Michael Mayo, Munir Hossn & Elas, Ron King Big Band, Shakatak, Snarky Puppy, Straight No Chaser, The Philharmonik, The Stevie Wonder Celebration, The Yussef Dayes Experience, Tony Monaco, hingga Yun Seok Cheol Trio.
Sementara dari dalam negeri, musisi seperti Adikara, Aib Show, Ambon Jazz Rock (Barry Likumahuwa ReWork), BLP, Bilal Indrajaya, Dreane, Endah N Rhesa Extended, Jordan Susanto, Jose Miguel, Nyoman Paul, Rahmania Astrini, Rieka Roslan & Nadadara, Rizky Febian, Rony Parulian, Syahravi, The Lantis, Tompi, dan Wijaya 80 akan turut memeriahkan panggung-panggung festival.
Di usia dua dekade ini, Java Jazz kian menegaskan posisinya sebagai panggung penting dalam lanskap musik Indonesia dan Asia. Dewi Gontha menyampaikan rasa syukurnya atas perjalanan panjang festival ini. “Kami sangat bersyukur dapat merayakan 20 tahun Jakarta International BNI Java Jazz Festival. Sungguh mengharukan sekaligus membanggakan melihat begitu banyak artis yang telah tumbuh bersama kami kembali tampil tahun ini,” ucapnya.
Di penghujung konferensi pers, Dewi juga mengucapkan terima kasih kepada para sponsor, mitra, institusi pemerintah lokal dan nasional, para musisi, serta media yang terus mendukung perjalanan Java Jazz Festival hingga memasuki dekade ketiganya. (RK/D-1)
(Baca: Mayoritas Masyarakat Nilai Pencipta Lagu sebagai Pemilik Hak Cipta Musik)