Pertandingan antara Liverpool dan Manchester United di Anfield pada Minggu, 19 Oktober 2025, menjadi salah satu laga paling ditunggu di Liga Inggris musim ini. Kedua tim datang dengan cerita berbeda, Liverpool tengah berupaya bangkit dari tiga kekalahan beruntun di semua kompetisi, sedangkan Manchester United berusaha mengakhiri rekor buruk mereka di kandang rival abadinya.
Menurut simulasi yang dijalankan superkomputer Opta, peluang Liverpool untuk meraih kemenangan mencapai 73,3% dari 10.000 skenario yang dijalankan. Sementara itu, peluang Manchester United hanya 11,2%, dan kemungkinan laga berakhir imbang sebesar 15,5%. Dengan demikian, Liverpool diprediksi memiliki hampir 90% kemungkinan untuk menghindari kekalahan.
Liverpool datang ke laga ini dengan catatan yang kontras antara kandang dan tandang. Tiga kekalahan terakhir mereka–masing-masing melawan Crystal Palace, Galatasaray, dan Chelsea–seluruhnya terjadi saat bermain di luar Anfield. Namun di kandang, performa The Reds tetap solid dengan lima kemenangan dari lima pertandingan di semua ajang musim 2025–2026. Situasi ini menjadi sinyal positif bagi pasukan Arne Slot untuk mengakhiri tren negatif.
Sebaliknya, Manchester United asuhan Ruben Amorim justru masih kesulitan saat bermain di luar kandang. Mereka tidak pernah menang dalam delapan laga tandang terakhir di Premier League sejak menaklukkan Leicester City 3–0 pada Maret lalu. Lebih jauh lagi, United belum pernah menang di markas tim Premier League mana pun sejak Januari 2025. Catatan itu menjadi yang terburuk sejak era Alex Ferguson pada 1989, ketika mereka gagal menang dalam 11 laga tandang berturut-turut.
Kemenangan di Anfield akan menjadi capaian bersejarah bagi United. Jika mereka berhasil mengalahkan juara bertahan Premier League di kandang lawan, Amorim akan menjadi manajer ketiga yang memenangi dua laga tandang pertama melawan juara bertahan, setelah Manuel Pellegrini dan Antonio Conte. Namun, beban sejarah sangat berat bagi Amorim, karena United terakhir kali menang di Anfield terjadi pada Januari 2016 lewat gol tunggal Wayne Rooney.
Secara head-to-head, Liverpool mendominasi pertemuan dengan United dalam beberapa musim terakhir. Dari 14 laga terakhir di Premier League, Liverpool hanya kalah sekali — yakni pada Agustus 2022 di Old Trafford — dengan tujuh kemenangan dan enam hasil imbang. Jika kembali tak terkalahkan di Anfield kali ini, Liverpool akan menyamai catatan Chelsea yang tidak pernah kalah dari United dalam 10 laga kandang beruntun antara 2002 dan 2012.
Dari sisi pemain, Mohamed Salah masih menjadi tumpuan utama. Penyerang asal Mesir itu mencatat 13 gol dan total 19 keterlibatan gol (goal involvements) melawan Manchester United — terbanyak sepanjang sejarah Premier League untuk satu pemain menghadapi klub tertentu. Hanya lima pemain dalam sejarah liga yang pernah mencatat lebih dari 20 keterlibatan gol melawan satu lawan, antara lain Les Ferdinand, Alan Shearer, Frank Lampard, Harry Kane, dan Wayne Rooney. Jika Salah kembali menemukan performanya, Liverpool berpeluang menutup pekan ini dengan kemenangan meyakinkan.
Liverpool akan tetap tanpa penjaga gawang utama Alisson Becker, tetapi Ryan Gravenberch berpotensi tampil, sementara Ibrahima Konaté sudah kembali berlatih menjelang laga. Dari kubu Manchester United, situasi cedera relatif lebih baik. Hanya Noussair Mazraoui dan Lisandro Martínez yang dipastikan absen.
Menariknya, United sejauh ini memiliki catatan pertahanan yang cukup baik dalam hal jumlah tembakan lawan. Mereka hanya menghadapi 64 tembakan sepanjang musim, jumlah ketiga terendah di liga setelah Arsenal dan Newcastle. Namun, di balik itu, mereka justru memiliki angka expected goals (xG) tertinggi keempat terhadap mereka, yakni 10,1, dengan rata-rata xG per tembakan sebesar 0,16 — tertinggi di Premier League musim ini. Artinya, meskipun lawan tidak sering menembak, peluang yang dihadapi United biasanya berkualitas tinggi dan berpotensi berujung gol.
Pemain baru Liverpool, Florian Wirtz, masih mencari keterlibatan gol pertamanya di Premier League. Gelandang asal Jerman itu telah melepaskan sembilan tembakan dan menciptakan 11 peluang bagi rekan setimnya, menjadikannya pemain dengan total kontribusi terbanyak tanpa gol atau asis sejauh musim ini.
Berdasarkan peringkat kekuatan tim (Opta Power Rankings), Liverpool masih berada di posisi lebih tinggi dibanding United menjelang laga. Dalam sistem yang menilai lebih dari 13.000 klub di seluruh dunia, peringkat ini mengukur kemampuan tim dalam skala 0 hingga 100 — dengan Liverpool unggul secara keseluruhan dalam performa terkini dan kualitas skuad.
Jika Liverpool kalah di laga ini, mereka akan mencatat tiga kekalahan beruntun di Premier League untuk pertama kalinya sejak Februari 2021. Namun, saat itu pertandingan berlangsung tanpa penonton. Dengan dukungan penuh Anfield kali ini, peluang itu tampak kecil. Statistik, rekor pertemuan, dan performa kandang yang konsisten menjadikan The Reds difavoritkan untuk kembali ke jalur kemenangan dan mempertahankan dominasi atas rival lamanya. (RK/D-1)
(Baca: Jadwal Liga Inggris Pekan Ini (18–21 Oktober 2025), Liverpool vs MU)