Dataloka.id
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sports
  • Humaniora
  • Hiburan
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sports
  • Humaniora
  • Hiburan
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Berita

PGE Tegaskan Panas Bumi sebagai Fondasi Transisi Energi Asia dan Jawaban atas Trilema Energi

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menilai panas bumi sebagai fondasi utama transisi energi Asia dan solusi atas trilema energi: keterjangkauan, keandalan, dan keberlanjutan.

by Raka Maheswara
7 October 2025
in Berita
PGE Tegaskan Panas Bumi sebagai Fondasi Transisi Energi Asia dan Jawaban atas Trilema Energi

PGE menyebut panas bumi sebagai kunci transisi energi bersih dan solusi atas trilema energi di Asia. (Sumber: Pertamina Geothermal Energy)

Share on FacebookShare on Twitter

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menegaskan bahwa panas bumi akan menjadi fondasi utama transisi energi Asia dan jawaban atas trilema energi yang meliputi keterjangkauan, keandalan, dan keberlanjutan. Dalam konteks ini, panas bumi tidak hanya berperan di tingkat nasional, tetapi juga menjadi pilar penting bagi keseimbangan energi global.

Indonesia memiliki cadangan panas bumi sekitar 24 gigawatt (GW) atau setara dengan 40% dari total potensi panas bumi dunia. Kondisi tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara kunci dalam transisi energi bersih kawasan Asia.

READ ALSO

27 Pemain Timnas Indonesia untuk Lawan Kuwait dan Lebanon di FIFA Matchday September 2025

8 Rumah Sakit Terbaik di Jambi, Layanan Kejiwaan hingga Fasilitas SVIP

Pandangan itu disampaikan Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Yurizki Rio dalam forum Asia New Vision Forum (ANVF) 2025 di Singapura, September lalu.

“Hari ini, Asia tidak hanya berbicara soal dekarbonisasi, tetapi juga bagaimana menyeimbangkan kembali bauran energi. Energi fosil masih menjadi tulang punggung listrik baseload di banyak negara untuk menjaga ketahanan, dengan porsi sekitar 80% dari kebutuhan energi Asia. Namun, di saat bersamaan, permintaan listrik di kawasan ini terus melonjak. Untuk mencapai target iklim, Asia Tenggara perlu melipatgandakan investasi energi bersih hingga lima kali lipat, yakni menjadi sekitar US$190 miliar per tahun pada 2035. Ini adalah lompatan besar yang menunjukkan betapa mendesaknya akses terhadap modal baru,” ungkap Yurizki.

Ia menambahkan bahwa bagi Asia, transisi energi bukan sekadar menambah kapasitas energi terbarukan, melainkan juga menjaga pasokan listrik agar tetap stabil dan industri tetap kompetitif. Dalam hal ini, panas bumi dipandang sebagai sumber energi bersih yang paling ideal.

Panas bumi memiliki keunggulan karena bersifat lokal, andal, dan tersedia sepanjang waktu, tidak bergantung pada faktor cuaca seperti energi surya atau angin. Karakter ini memungkinkan negara-negara di Asia secara bertahap mengurangi ketergantungan pada batu bara tanpa mengorbankan stabilitas sistem energi nasional.

“Transisi energi yang lebih luas harus mampu menjawab apa yang saya sebut sebagai ‘trilema energi’, yaitu keterjangkauan, keandalan, dan keberlanjutan. Jika salah satu terabaikan, maka akan menimbulkan instabilitas, setidaknya di Indonesia. Panas bumi secara alami menjawab ketiga aspek tersebut, yakni bersifat bersih dan berkelanjutan, andal sebagai baseload, serta dengan struktur pembiayaan yang tepat, tetap terjangkau dalam jangka panjang,” jelas Yurizki.

Integrasi dan Pendanaan: Kunci Utama Transisi Energi Asia

PGE menilai bahwa keberhasilan transisi energi di Asia bergantung pada integrasi proyek besar dan kemampuan untuk memastikan pembiayaan yang berkelanjutan. Proyek pembangkit listrik, jaringan transmisi, dan interkoneksi lintas batas membutuhkan dana yang sangat besar.

Menurut International Energy Agency (IEA), kawasan Asia-Pasifik perlu melipatgandakan investasi energi bersih hingga tiga kali lipat, dari US$770 miliar saat ini menjadi lebih dari US$2,3 triliun per tahun pada 2030.

“Setiap tahun dibutuhkan sekitar US$20–25 miliar di sektor energi, terutama untuk panas bumi, surya, dan hidro. Khusus panas bumi, meskipun andal, pembiayaannya sangat besar. Satu sumur produksi dapat menelan biaya hingga US$5–6 juta, sementara risiko eksplorasi membuat banyak investor ragu untuk terlibat,” kata Yurizki.

Ia menekankan bahwa PGE terus menjaga disiplin finansial agar setiap proyek tetap bankable dan menarik bagi modal internasional.

“Bagi kami, kolaborasi bukan sekadar pendanaan, tetapi juga berbagi keahlian, membangun proyek bersama, dan menciptakan ekosistem energi bersih regional yang saling menguntungkan,” ujarnya.

Rantai Manfaat Panas Bumi

Dengan cadangan besar, Indonesia kerap dijuluki sebagai ‘Saudi Arabia of geothermal’. Namun, dari total potensi sekitar 24 GW, baru 2,6 GW yang dimanfaatkan. Padahal, setiap US$1 miliar investasi panas bumi dapat menciptakan lapangan kerja, menggerakkan industri pengeboran dan rekayasa, serta memberikan multiplier effect hingga 1,25 kali terhadap ekonomi lokal.

Hilirisasi panas bumi juga membuka peluang untuk menghasilkan produk energi hijau, seperti green hydrogen dan green ammonia, yang berpotensi menjadi komoditas strategis masa depan.

“Energi terbarukan bukan hanya solusi iklim, tetapi juga motor pertumbuhan ekonomi. Di Asia, investasi hijau telah menciptakan jutaan pekerjaan, menarik modal global, dan membangun industri domestik. Bagi Indonesia, pengembangan panas bumi tidak hanya membersihkan jaringan listrik, tetapi juga memperkuat rantai pasok dan kapasitas teknologi lokal,” tutur Yurizki.

Dalam upaya memperluas pemanfaatannya, PGE kini mengembangkan pendekatan beyond electricity, yakni memanfaatkan panas bumi untuk mendukung industri hijau dan produk turunan yang bermanfaat bagi masyarakat serta lingkungan.

Langkah strategis ini diwujudkan melalui peluncuran Pilot Project Green Hydrogen (Hidrogen Hijau) Ulubelu pada 9 September lalu. Proyek tersebut menjadi bagian penting dari upaya PGE membangun ekosistem green hydrogen secara end-to-end, mulai dari produksi hingga distribusi, sebagai bagian dari visi jangka panjang menuju industri rendah karbon. (RK/D-1)

(Baca: Kapasitas Kilang Minyak Terbesar di Dunia 2024 Berdasarkan Negara)

Source: Pertamina Geothermal Energy
Tags: EnergiPertaminaPertamina Geothermal Energy

Related Posts

27 Pemain Timnas Indonesia untuk Lawan Kuwait dan Lebanon di FIFA Matchday September 2025
Berita

27 Pemain Timnas Indonesia untuk Lawan Kuwait dan Lebanon di FIFA Matchday September 2025

23 August 2025
8 Rumah Sakit Terbaik di Jambi, Layanan Kejiwaan hingga Fasilitas SVIPP
Berita

8 Rumah Sakit Terbaik di Jambi, Layanan Kejiwaan hingga Fasilitas SVIP

5 August 2025
Rumah Sakit Terbaik di Medan 2025, Pilihan Tepat untuk Kesehatan Anda
Berita

Rumah Sakit Terbaik di Medan 2025, Pilihan Tepat untuk Kesehatan Anda

4 August 2025
8 Rumah Sakit Terbaik Banjarmasin 2025 Layanan Modern dan Fasilitas Lengkap
Berita

8 Rumah Sakit Terbaik Banjarmasin 2025: Layanan Modern dan Fasilitas Lengkap

31 July 2025
Daftar Rumah Sakit di Banyumas Jawa Tengah 2025
Berita

Daftar Rumah Sakit di Banyumas Jawa Tengah 2025

25 July 2025
Link Live Streaming Indonesia vs Brunei U-23 di ASEAN U-23 Championship 2025
Berita

Link Live Streaming Indonesia vs Brunei U-23 di ASEAN U-23 Championship 2025

19 July 2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

PGE Tegaskan Panas Bumi sebagai Fondasi Transisi Energi Asia dan Jawaban atas Trilema Energi
Berita

PGE Tegaskan Panas Bumi sebagai Fondasi Transisi Energi Asia dan Jawaban atas Trilema Energi

7 October 2025
Kapasitas Kilang Minyak Terbesar di Dunia 2024 Berdasarkan Negara
Ekonomi

Kapasitas Kilang Minyak Terbesar di Dunia 2024 Berdasarkan Negara

7 October 2025
Jumlah Santri di Pondok Pesantren Al Khoziny 2025 Mencapai 377 Orang
Humaniora

Jumlah Santri di Pondok Pesantren Al Khoziny 2025 Mencapai 377 Orang

7 October 2025
Jumlah Pondok Pesantren di Indonesia 2025 Capai 42.391, Didominasi Jawa Barat
Humaniora

Jumlah Pondok Pesantren di Indonesia 2025 Capai 42.391, Didominasi Jawa Barat

7 October 2025
Jumlah Santri di Indonesia pada 2025-2026
Humaniora

Jumlah Santri di Indonesia pada 2025/2026

7 October 2025
Jumlah Penduduk Sulawesi Selatan 2025 Capai 9,56 Juta Jiwa
Humaniora

Jumlah Penduduk Sulawesi Selatan 2025 Capai 9,56 Juta Jiwa

5 October 2025

Categories

  • Berita
  • Bisnis
  • Ekonomi
  • FinTech
  • Global
  • Hiburan
  • Humaniora
  • Politik
  • Sports
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Tim Kami
  • Iklan
  • Pedoman Pemberitaan
  • Karier

© 2025 Dataloka - Jelajahi Dunia dengan Data. Supported by Ersen Media.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Berita
  • Ekonomi
  • Politik
  • Sports
  • Humaniora
  • Hiburan

© 2025 Dataloka - Jelajahi Dunia dengan Data. Supported by Ersen Media.